A. Tata Cara Persidangan1. Latar belakang Sebuah PersidanganSetiap permusyawaratan dalam sebuah organisasi formal pasti membutuhkan persidangan-persidangan. Hal ini dilakukan secara fokus dan berimbang untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Keputusan terbaik pada akhirnya akan lahir dari pemahaman dan ketaatan terhadap aturan didalam sebuah persidangan. Persidangan didefinisikan sebagai pertemuan formal sebuah organisasi guna membahas masalah tertentu dalam upaya untuk menghasilkan keputusan yang dijadikan sebagai sebuah Ketetapan bersama. Keputusan dari persidangan ini akan mengikat kepada seluruh elemen organisasi selama belum diadakan perubahan atas ketetapan tersebut. Ketetapan ini sifatnya final sehingga berlaku bagi yang setuju ataupun yang tidak, hadir ataupun tidak hadir ketika persidangan berlangsung.2. Jenis PersidanganØ Sidang Pleno· Sidang Pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratan· Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang· Sidang Pleno biasanya dipandu oleh Steering Committee· Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan PermusyawaratanØ Sidang Paripurnaü Sidang Paripurna diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratanü Sidang Paripurna dipimpin oleh Presidium Sidangü Sidang Paripurna mengesahkan segala ketetapan dan keputusan yang berhubungan dengan PermusyawaratanØ Sidang Komisiü Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing Komisiü Anggota masing-masing Komisi adalah peserta dan peninjau yang ditentukan oleh Sidang Plenoü Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu seorang Sekretaris Sidang Komisiü Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi dalam Komisi tersebutü Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari Komisi yang bersangkutanB. Aturan Umum Sebuah PersidanganØ Peserta1. Peserta PenuhHak peserta penuh :ü Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun tertulisü Hak Suara, adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusanü Hak Memilih, adalah hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihanü Hak Dipilih, adalah hak untuk dipilih dalam proses pemilihanKewajiban peserta penuh :ü Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratanü Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan2. Peserta PeninjauHak Peninjau :Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapatdan menajukan usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun tertulisKewajiban Peninjau:ü Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratanü Menjaga ketenangan/harmonisasi persidanganPresidium Sidangü Presidium Sidang dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan melalui Sidang Pleno yang dipandu oleh Panitia Pengarahü Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya persidangan seperti aturan yang disepakati pesertaü Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib persidangan
Aturan Ketukan Palu dan kondisi-kondisi lain :v 1 kali ketukanü Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang.ü Mengesahkan keputusan/kesepakatan peserta sidang poin per poin (keputusan sementara).ü Memberi peringatan kepada peserta sidang agar tidak gaduh.ü Menskors dan mencabut kembali skorsing sidang yang waktunya tidak terlalu lama (biasanya skor 1X??menit, dll) sehingga peserta sidang tidak perlu meninggalkan tempat sidang.ü Mencabut kembali / membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru.v 2 kali ketukanü Untuk menskorsing atau mencabut skorsing dalam waktu yang cukup lama (biasanya 2 X ?? menit), misalnya istirahat, lobying, sembahyang,makan.ü Skorsing ialah penundaan persidangan untuk sementara waktu.ü Lobying ialah suatu bentuk kompromi dalam menyelesaikan perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusanv 3 kali ketukan- Membuka/menutup sidang atau acara resmi.- Mengesahkan keputusan final /akhir hasil sidangContoh kalimat yang dipakai oleh Presidium Sidangü Membuka sidang:“Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim, sidang pleno I saya nyatakan dibuka. ” tok…….tok…….tokü Menutup sidang“Dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil ‘Alamin, sidang pleno I saya nyatakan ditutup.” Tok……..tok……..tokü Mengalihkan pimpinan sidang“Dengan ini pimpinan sidang saya alihkan kepada pimpinan sidang berikutnya” tok.ü Mengambil alih pimpinan sidang“Dengan ini pimpinan sidang saya ambil alih ” tokü Menskorsing sidang“Dengan ini sidang saya skorsing selama 15 menit” tok……….tok.ü Mencabut skorsing“Dengan ini skorsing 15 menit saya cabut dan saya nyatakan sidang dilanjutkan” tok…….tok.Memberi peringatan kepada peserta sidangTok………. “Peserta sidang harap tenang !”A. Syarat-syarat Presidium Sidang :ü Mempunyai sifat leadership, bijaksana dan bertanggung jawabü Memiliki pengetahuan yang cukup tentang persidanganü Peka terhadap situasi dan cepat mengambil inisiatif dalam situasi kritisü Mampu mengontrol emosi sehingga tidak terpengaruh kondisi persidanganSikap Presidium Sidang :· Simpatik, menarik, tegas dan disiplin· Sopan dan hormat dalam kata dan perbuatan· Adil, bijaksanan dan menghargai pendapat pesertaQuorum dan Pengambilan Keputusanv Persidangan dinyatakan syah/quorum apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ + 1 dari peserta yang terdaftar pada Panitia (bisa juga ditentukan melalui konsensus)v Setiap keputusan didasarkan atas musyawarah untuk mufakat, dan jika tidak berhasil diambil melalui suara terbanyak (½ + 1) dari peserta yang hadir di persidanganv Bila dalam pengambilan keputusan melalui suara terbanyak terjadi suara seimbang, maka dilakukan lobbying sebelum dilakukan pemungutan suara ulang Interupsi
Ialah suatu bentuk selaan atau memotong pembicaraan dalam sidang karena adanya masukan yang perlu diperhatikan untuk pelaksanaan sidang tersebut.Macam macam interupsi antara lain.ü Point of clarification : interupsi untuk menjernihkan/meluruskan permasalahan atau isi pembahasan.ü Point of view : interupsi yang digunakan untuk menyampaikan pendapat, tanggapan, usulan, saranü Point of order : interupsi yang digunakan untuk meminta pimpinan sidang meluruskan jalannya sidang apabila keluar dari konteks, atau sidang dianggap janggal.ü Point of solution : interupsi untuk memberikan solusi atas permasalahan yang dibahas.ü Point of information : interupsi untuk memberikan informasi, baik tentang pembicaraan yang tidak sesuai atau informasi yang berkaitan dengan kondisi yang menjadi pokok pembahasan atau hal-hal yang dipandang urgen untuk diinformasikan.ü Point of privilege (rehabilitation) : interupsi yang berfungsi untuk membersihkan nama baik atau kehormatan seseorang/kelompok karena dipandang pembicaraan tersebut menyimpang dari etika atau menyinggung perasaan.Pelaksanaan Interupsi :v Interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan berbicara setelah mendapat ijin dari Presidium Sidangv Interupsi diatas interupsi hanya berlaku selama tidak menggangu persidangan.v Apabila dalam persidangan, Presidium Sidang tidak mampu menguasai dan mengendalikan jalannya persidangan, maka Panitia Pengarah (SC) diberikan wewenang untuk mengambil alih jalannya persidangan, atas permintaan Presidium Sidang dan atau Peserta Sidangv Tata Tertib- Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat persidangan dengan memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal dimasyarakat.
Sanksi-sanksi- Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata tertib persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran, dan usulan peserta sidang yang lain. Biasanya, mekanisme dalam pemberian sanksi didahului oleh peringatan kepada peserta (biasanya sampai 3 kali), kemudian dengan kesepakatan bersama, presidium sidang boleh mengeluarkan peserta tersebut dari forum, atau mengambil kebijakan lain dengan atau tanpa kesepakatan peserta sidang yang lain.Istilah dalam persidangan- Pending : memberhentikan sidang untuk sementara waktu dengan tujuan tertentu seperti istirahat, lobby, penundaan sidang- PK/Peninjauan kembali : mekanisme yang digunakan untuk mengulang kembali pembahasan/ putusan yang telah ditetapkan- Interupsi : memotong/menyela pembicaraan dikarenakan ada hal-hal yang sagat penting untuk diungkapkan.(Sumber : http://ikanmarmot.blogspot.com)
XXX
Rabu, 28 November 2012
Tatacara Persidangan
Selasa, 27 November 2012
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN”. Makalah ini disusun
untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran Jurusan PPKn
Universitas Islam Madura.
Kami menyadari bahwa keberhasilan
penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini Kami juga menyadari bahwa terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan
dari pembaca agar kami dapat memberikan
yang lebih baik untuk yang selanjutnya. Semoga laporan ini dapat memberi
manfaat yang berkelanjutan bagi pembaca ataupun penulis. Amien ...
Pamekasan, 10 November
2012
Penulis
Synister Efendi
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan
kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan
seiring dengan perkembangan jaman yang semakin global. Peningkatan sumber daya
manusia ini juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pendidikan yang
merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa
berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya
pengembangan pendidikan tersebut harus sesuai dengan proses pengajaran yang
tepat agar anak didik dapat menerima pelajaran dengan baik.
Proses
pengajaran akan lebih hidup dan menjalin kerjasama diantara siswa, maka proses
pembelajaran dengan paradigma lama harus diubah dengan paradigma baru yang
dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir, arah pembelajaran yang
lebih kompleks tidak hanya satu arah sehingga proses belajar mengajar akan
dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa,
maka dengan demikian siswa yang kurang akan dibantu oleh siswa yang lebih pintar
sehingga proses pembelajaran lebih hidup dan hasilnya lebih baik.
Dalam
kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel pokok yang saling
berkaitan yaitu kurikulum, guru/pendidik, pembelajaran, peserta. Dimana semua
komponen ini bertujuan untuk kepentingan peserta. Berdasarkan hal tersebut
pendidik dituntut harus mampu menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran agar
peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar dengan menyenangkan. Hal ini
dilatar belakangi bahwa peserta didik bukan hanya sebagai objek tetapi juga
merupakan subjek dalam pembelajaran. Peserta didik harus disiapkan sejak awal
untuk mampu bersosialisasi dengan lingkungannya sehingga berbagai jenis
pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik.
Berdasarkan pandangan diatas, maka permasalahan yang muncul adalah bagaimana upaya guru untuk meningkatkan hasil balajar siswa dengan pendekatan yang tepat. Salah satu solusinya yaitu dengan mengembangkan suatu pendekatan pembelajaran yang membuat siswa lebih senang dan lebih termotivasi untuk belajar. Beberapa pendekatan pembelajaran yang dianggap efisien adalah pendekatan pembelajaran komunikatif, pendekatan pembelajaran kontekstual, dan pendekatan pembelajaran humanistik.
Berdasarkan pandangan diatas, maka permasalahan yang muncul adalah bagaimana upaya guru untuk meningkatkan hasil balajar siswa dengan pendekatan yang tepat. Salah satu solusinya yaitu dengan mengembangkan suatu pendekatan pembelajaran yang membuat siswa lebih senang dan lebih termotivasi untuk belajar. Beberapa pendekatan pembelajaran yang dianggap efisien adalah pendekatan pembelajaran komunikatif, pendekatan pembelajaran kontekstual, dan pendekatan pembelajaran humanistik.
B. Rumusan Masalah
- Apa Definisi dari Pendekatan Pembelajaran Itu ?
- Seperti apakah Strategi Pembelajaran Itu ?
- Apa saja Macam – Macam Pendekatan Pembelajaran ?
C.Tujuan Penulisan
- Untuk Mendeskripsikan Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran Untuk Peserta Didik.
- Agar Proses Belajar Mengajar Berjalan Dengan Lancar Dan Dapat Mencapai Tujuan Pembelajaran.
- Agar Guru Dapat Menyesuaikan Diri Dengan Kondisi Kelas, Karakter Peserta Didik, Serta Kenyamanan Peserta Didik Dalam Melaksanakan Proses Pembelajaran.
BAB
I
PEMBAHASAN
- Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan (approach)
pembelajaran adalah cara yang ditempuh
guru dalam pelaksanaan agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan
sisiwa. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan juga sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat
dua jenis pendekatan, yaitu: (1) Pendekatan yang bersifat metodelogik dan (2)
pendekatan yang bersifat materi.
Pendekatan Metodelogik
berkenaan dengan cara siswa mengadaptasi konsep yang disajikan ke dalam
struktur kognitifnya, yang sejalan dengan cara guru menyajikan bahan tersebut.
Pendekatan Metodelogik diantaranya adalah pendekatan intuitif, analitik,
sintetik, spiral, induktif, deduktif, tematik, realistik, dan heuristik.
Sedangkan pedekatan material adalah pendekatan pembelajaran dimana dalam menyajikan konsep melalui konsep lain yang telah dimiliki siswa.
- Strategi Pembelajaran
Dari pendekatan pembelajaran
yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran.
Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan
mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam
strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi
pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan
diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran
- Macam – Macam Pendekatan Pembelajaran
Ada beberapa macam pendekatan
pembelajaran yang digunakan pada kegiatan belajar mengajar, antara lain :
A.
Pendekatan
Kontekstual
Pendekatan
konstekstual berlatar belakang bahwa siswa belajar lebih bermakna dengan
melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah, tidak hanya
sekedar mengetahui, mengingat, dan memahami. Pembelajaran tidak hanya
berorientasi target penguasaan materi, yang akan gagal dalam membekali siswa
untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Dengan demikian proses
pembelajaran lebih diutamakan daripada hasil belajar, sehingga guru dituntut
untuk merencanakan strategi pembelajaran yang variatif dengan prinsip
membelajarkan – memberdayakan siswa, bukan mengajar siswa.
Borko dan Putnam mengemukakan bahwa dalam
pembelajaran kontekstual,guru memilih konteks pembelajaran yang tepat bagi
siswa dengan cara mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan nyata dan lingkungan
di mana anak hidup dan berada serta dengan budaya yang berlaku dalam
masyarakatnya. Pemahaman, penyajian ilmu pengetahuan, keterampilan, nilai dan
sikap yang ada dalam materi dikaitkan dengan apa yang dipelajari dalam kelas
dan dengan kehidupan sehari-hari (Dirjen Dikdasmen, 2001: 8). Dengan memilih
konteks secara tepat, maka siswa dapat diarahkan kepada pemikiranagar tidak hanya
berkonsentrasi dalam pembelajaran di lingkungan kelas saja, tetapi diajak untuk
mengaitkan aspek-aspek yang benar-benar terjadi dalam kehidupan mereka
sehari-hari, masa depan mereka, dan lingkungan masyarakat luas.
Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu
siswa dalam mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi
daripada memberi informasi.Guru bertugas mengelola kelas sebagai sebuah tim
yang bekerja bersama untuk merumuskan, menemukan sesuatu yang baru bagi kelas
yang dapat berupa pengetahuan, keterampilan dari hasil “menemukan sendiri” dan
bukan dari “apa kata guru.
Penggunaan pembelajaran kontekstual memiliki potensi
tidak hanya untuk mengembangkan ranah pengetahuan dan keterampilan proses,
tetapi juga untuk mengembangkan sikap, nilai, serta kreativitas siswa dalam
memecahkan masalah yang terkait dengan kehidupan mereka sehari-hari melalui
interaksi dengan sesama teman, misalnya melalui pembelajaran kooperatif,
sehingga juga mengembangkan ketrampilan sosial (social skills) (Dirjen
Dikmenum, 2002:6). Lebih lanjut Schaible,
Klopher, dan Raghven, dalam Joyce-Well (2000:172)
menyatakan bahwa pendekatan kontekstual melibatkan siswa dalam masalah yang
sebenarnya dalam penelitian dengan menghadapkan anak didik pada bidang
penelitian, membantu mereka mengidentifikasi masalah yang konseptual atau
metodologis dalam bidang penelitian dan mengajak mereka untuk merancang cara
dalam mengatasi masalah.
B. Pendekatan Konstruktivisme
Kontruktivisme merupakan landasan berfikir
pendekatan kontekstual. Yaitu bahwa pendekatan dibangun oleh manusia sedikit
demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak
dengan tiba-tiba(Suwarna,2005).
Piaget (1970), Brunner dan Brand 1966), Dewey (1938)
dan Ausubel (1963). Menurut Caprio (1994), McBrien Brandt (1997), dan Nik Aziz
(1999) kelebihan teori konstruktivisme
ialah pelajar berpeluang membina pengetahuan secara aktif melalui proses saling
pengaruh antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru.
Pembelajaran terdahulu dikaitkan dengan pembelajaran terbaru. Perkaitan ini
dibina sendiri oleh pelajar.
Menurut teori konstruktivisme, konsep-konsep yang
dibina pada struktur kognitif seorang akan berkembang dan berubah apabila ia
mendapat pengetahuan atau pengalaman baru. Rumelhart dan Norman (1978)
menjelaskan seseorang akan dapat membina konsep dalam struktur kognitifnya
dengan menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sedia ada padanya
dan proses ini dikenali sebagai accretion. Selain itu, konsep-konsep
yang ada pada seseorang boleh berubah selaras dengan pengalaman baru yang
dialaminya dan ini dikenali sebagai penalaan atau tuning. Seseorang juga
boleh membina konsep-konsep dalam struktur kognitifnya dengan menggunakan
analogi, iaitu berdasarkan pengetahuan yang ada padanya. Menurut Gagne,
Yekovich, dan Yekovich (1993) konsep baru juga boleh dibina dengan
menggabungkan konsep-konsep yang sedia ada pada seseorang dan ini dikenali
sebagai parcing.
Pendekatan
konstruktivisme sangat penting dalam proses pembelajaran kerana belajar
digalakkan membina konsep sendiri dengan menghubungkaitkan perkara yang
dipelajari dengan pengetahuan yang sedia ada pada mereka. Dalam proses ini,
pelajar dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang sesuatu perkara.
Kajian Sharan dan Sachar (1992, disebut dalam
Sushkin, 1999) membuktikan kumpulan pelajar yang diajar menggunakan pendekatan
konstruktivisme telah mendapat pencapaian yang lebih tinggi dan signifikan
berbanding kumpulan pelajar yang diajar menggunakan pendekatan tradisional. Kajian
Caprio (1994), Nor Aini (2002), Van Drie dan Van Boxtel (2003), Curtis (1998),
dan Lieu (1997) turut membuktikan bahawa pendekatan konstruktivisme dapat
membantu pelajar untuk mendapatkan pemahaman dan pencapaian yang lebih tinggi
dan signifikan.
C.
Pendekatan
Deduktif – Induktif
a.
Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan
konsep, definisi dan istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan
deduktif dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan
berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah persoalannya dan
konsep dasarnya(Suwarna,2005).
b.
Pendekatan Induktif
Ciri uatama pendekatan induktif dalam pengolahan
informasi adalah menggunakan data untuk membangun konsep atau untuk memperoleh
pengertian. Data yang digunakan mungkin merupakan data primer atau dapat pula
berupa kasus-kasus nyata yang terjadi dilingkungan.
Prince dan Felder (2006) menyatakan pembelajaran
tradisional adalah pembelajaran dengan pendekatan deduktif, memulai dengan
teori-teori dan meningkat ke penerapan teori. Di bidang sain dan teknik
dijumpai upaya mencoba pembelajaran dan topik baru yang menyajikan kerangka
pengetahuan, menyajikan teori-teori dan rumus dengan sedikit memperhatikan
pengetahuan utama mahasiswa, dan kurang atau tidak mengkaitkan dengan
pengalaman mereka. Pembelajaran dengan pendekatan deduktif menekankan pada guru
mentransfer informasi atau pengetahuan. Bransford (dalam Prince dan Felder,
2006) melakukan penelitian dibidang psikologi dan neurologi. Temuannya adalah:
”All new learning involves transfer of information based on previous learning”,
artinya semua pembelajaran baru melibatkan transfer informasi berbasis
pembelajaran sebelumnya.
Major (2006) menyatakan dalam pembelajaran dengan
pendekatan deduktif dimulai dengan menyajikan generalisasi atau konsep.
Dikembangkan melalui kekuatan argumen logika. Contoh urutan pembelajaran: (1)
definisi disampaikan; dan (2) memberi contoh, dan beberapa tugas mirip contoh
dikerjakan siswa dengan maksud untuk menguji pemahaman siswa tentang definisi
yang disampaikan.
Alternatif pendekatan pembelajaran lainnya selain
dengan pembelajaran pendekatan deduktif adalah dengan pendekatan induktif .
Beberapa contoh pembelajaran dengan pendekatan induktif misalnya pembelajaran
inkuiri, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek,
pembelajaran berbasis kasus, dan pembelajaran penemuan. Pembelajaran dengan
pendekatan induktif dimulai dengan melakukan pengamati terhadap hal-hal khusus
dan menginterpretasikannya, menganalisis kasus, atau memberi masalah
konstekstual, siswa dibimbing memahami konsep, aturan-aturan, dan
prosedur-prosedur berdasar pengamatan siswa sendiri.
Major (2006) berpendapat bahwa pembelajaran dengan
pendekatan induktif efektif untuk mengajarkan konsep atau generalisasi.
Pembelajaran diawali dengan memberikan contoh-contoh atau kasus khusus menuju
konsep atau generalisasi. Siswa melakukan sejumlah pengamatan yang kemudian
membangun dalam suatu konsep atau geralisasi. Siswa tidak harus memiliki
pengetahuan utama berupa abstraksi, tetapi sampai pada abstraksi tersebut
setelah mengamati dan menganalisis apa yang diamati.
Dalam fase pendekatan induktif-deduktif ini siswa
diminta memecahkan soal atau masalah. Kemp (1994: 90) menyatakan ada dua
kategori yang dapat dipakai dalam membahas materi pembelajaran yaitu metode
induktif dan deduktif. Pada prinsipnya bersifat deduktif. sebagai “ilmu” hanya diterima pola pikir
deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran “yang
berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal
yang bersifat khusus” Soedjadi (2000: 16). Dalam kegiatan memecahkan masalah
siswa dapat terlibat berpikir dengan dengan menggunakan pola pikir induktif,
pola pikir deduktif, atau keduanya digunakan secara bergantian.
D.
Pendekatan
Konsep dan Proses
a. Pendekatan
Konsep
Pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan konsep berarti siswa dibimbing memahami suatu bahasan melalui
pemahaman konsep yang terkandung di dalamnya. Dalam proses pembelajaran
tersebut penguasaan konsep dan subkonsep yang menjadi fokus. Dengan beberapa
metode siswa dibimbing untuk memahami konsep.
b. Pendekatan
Proses
Pada pendekatan proses, tujuan utama
pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses
seperti mengamati, berhipotesa, merencanakan, menafsirkan, dan
mengkomunikasikan. Pendekatan keterampilan proses digunakan dan dikembangkan
sejak kurikulum 1984. Penggunaan pendekatan proses menuntut keterlibatan
langsung siswa dalam kegiatan belajar.
Dalam pendekatan proses, ada dua hal
mendasar yang harus selalu dipegang pada setiap proses yang berlangsung dalam
pendidikan. Pertama, proses mengalami. Pendidikan harus sungguh menjadi suatu
pengalaman pribadi bagi peserta didik. Dengan proses mengalami, maka pendidikan
akan menjadi bagian integral dari diri peserta didik; bukan lagi
potongan-potongan pengalaman
yang disodorkan untuk diterima, yang sebenarnya bukan miliknya sendiri.
yang disodorkan untuk diterima, yang sebenarnya bukan miliknya sendiri.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan antara model pembelajaran, pendekatan pembelajaran,
strategi pembelajaran, tehnik dan metode pembelajaran. Walaupun perbedaan itu
tidak begitu tegas, karena semua istilah merupakan satu kesatuan yang saling
menunjang, untuk melaksanakan proses pembelajaran. Jadi model pembelajaran adalah pembungkus proses pembelajaran yang
didalamnya ada pendekatan, strategi, metode dan tehnik. Contoh :
model yang digunakan guru PAIKEM, Pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan
pemerintah adalah pendekatan pembelajaran yang terfokus pada siswa, dimana
strategi pembelajaran siswa aktif, bisa mengungkapan gagasan,
penemuan-penemuan
Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan
dengan pola umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain
pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem
lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu.
Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang
berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo,
rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan
kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak
biru (blue print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan
dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai
dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang
akan dibangun.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami
dan memliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model
pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Daftar Pustaka
Somantri,
M, N dan Wasliman, 2002. Portofolio Dalam
Pembelajaran IPS. Bandung : PT. Remaja
Rosda Karya.
Sudjana,
Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Sumaatmadja,
Nursyid Dkk. 2004. Konsep Dasar IPS SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sunarto,
Agung. 2006. Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta: Asdi
Mahasatya
Syodih,
Nana. 2005. Landasan Psikologi
Proses Pendidikan. Bandung: Rosda
Langganan:
Postingan (Atom)